Sertifikasi profesi sangat penting untuk meningkatkan peluang karir profesional dan meningkatkan kredibilitas. Dengan sertifikat profesi, kita bisa mendapatkan pengakuan kompetensi secara Nasional ataupun Internasional. Saat Munas Aptikom 2018 di Palembang tanggal 18-21 Oktober 2018, LSP Informatika menyelenggarakan uji kompetensi untuk sertifikasi profesi di lokasi kegiatan. Kebetulan saat itu ketemu stand nya di area pendaftaran, dan kebetulan timnya adalah temen2 saat kuliah di UI, jadi sekalian reuni dan nanya2 tentang sertifikat profesi. Akhirnya saya mencoba salah satu kompetensi keahlian yaitu programmer.
Apa sih programmer? makhlup ajaib yang bisa mengubah kopi menjadi untaian kode indah? :-D. Dilansir dari web https://lspinformatika.org/, Programmer atau Pemrogram Aplikasi (KBJI: 2514.00; ISCO: 2514) memiliki tanggung jawab dalam menulis dan memelihara kode pemrograman yang diuraikan dalam instruksi dan spesifikasi teknis untuk aplikasi perangkat lunak dan sistem operasi. Skema Programmer bertujuan untuk digunakan sebagai acuan dalam kegiatan sertifikasi kompetensi jabatan kerja Programmer. Skema mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Informasi dan Komunikasi Golongan Pokok Aktivitas Pemrograman, Konsultasi Komputer dan Kegiatan YBDI Bidang Software Development Subbidang Pemrograman Nomor 282 Tahun 2016 tanggal 8 November 2016.
Proses dimulai dari proses pendaftaran, kemudian menggunggah dokumen pendukung (portofolio) dan kemudian mengikuti uji kompetensi. Sepertinya saat itu sedang promo pas aptikom, kalo tidak salah saya bayar sekitar Rp. 400.000 untuk ikut test ini.
Saya mengikuti test dengan skema portofolio, yaitu memberikan dan menjelaskan program/project yang sudah dikembangkan sebelumnya dengan disertai bukti2 pendukung seperti dokumentasi, flow proses bisnis dan tentu saja menunjukkan program yang pernah dibuat. Selain itu, karena skema portofolio, sy diminta menunjukkan bukti penugasan project, HKI, SK mengajar pemrograman serta dokumen terkait lainnya. Saat itu, saya menunjukkan project yang kebetulan sy bisa akses (termasuk sourcecodenya), yaitu sistem pendeteksi plagiarisme dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Java.
Untuk umum, kalo tidak salah ada skema bukan portofolio, tetapi praktik langsung pemrograman sesuai kasus yang diberikan oleh asesor. Ini sepertinya untuk anak2 muda yang freshgraduate yang belum memiliki pengalaman membuat project besar ataupun penugasan.
Adapun unit kompetensi yang diuji meliputi :
- J.620100.009.01 Menggunakan Spesifikasi Program
- J.620100.016.01 Menulis Kode dengan Prinsip Sesuai Guidelines dan Best Practices
- J.620100.017.02 Mengimplementasikan PemrogramanTerstruktur
- J.620100.018.02 Mengimplementasikan Pemrograman Berorientasi Objek
- J.620100.019.02 Menggunakan Library atau Komponen Pre-Existing
- J.620100.021.02 Menerapkan Akses Basis Data
- J.620100.023.02 Membuat Dokumen Kode Program
- J.620100.025.02 Melakukan Debugging
- J.620100.033.02 Melaksanakan Pengujian Unit Program
Saat test, asesor(sorry lupa namanya :-D), menggali penjelasan tentang hal yang pernah dilakukan sesuai pemrograman. Mirip diwawancara oleh Najwa Sihab dikit, hehe., tapi ramah dan baik hati. Akhirnya setelah ditanya2 dan demo, asesor bilang bahwa saya direkomendasikan untuk mendapatkan sertifikat profesi (horeee). Tetapi saya harus melengkapi dokumen pendukung di web LSP informatika.
Kemudian setelah melengkapi dokumen terkait, dan menunggu beberapa minggu, saya menerima Sertifikat Profesi untuk kualifikasi Programmer. Sertifikat profesi ini berisi lambang Garuda dan ditandatangani atas nama BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) yang meyakinkan bahwa sertifikasi ini berlaku secara Nasional.
Btw, kenapa sih saya ikut sertifikasi programmer? bukannya sudah pensiun karena uda memasuki umur 30++ dan tidak kuat bergadang lagi? atau ingin melamar sebagai programmer lagi? :-D. oo tentu tidak Fergusso (siapa sih ini??), pertama saya hanya penasaran saja, kedua saya ingin memberikan contoh ke mahasiswa saya bahwa ada lembaga sertifikasi profesi programmer yang akan menguatkan melamar pekerjaan, ketiga krn ingin uji kemampuan saja, apakah masih kuat programming :D, keempat : Bermanfaat bagi lembagaku tercinta yang sedang Re-Akreditasi.
Kelemahan LSP saat ini adalah tempatnya masih terbatas dan jauh (untuk kami yang ada di ujung utara pulau Bali, Singaraja :-D), belum ada TUK (Tempat Uji Kompetensi). Jadinya susah jika ingin mencari sertifikasi profesi. Namun ada rencana dari Undksha untuk bekerjasama dengan LSP membuka TUK, semoga segera terealisasi.
Selengkapnya jika ingin tau lebih tentang LSP informatika, bisa klik lin https://lspinformatika.org/